Sunday, November 6, 2016

Sejarah Busana

Sejarah Busana 

Busana berasal dari kata "bhusana" yang berarti pakaian . Busana merupakan segala sesuatu yang dipakai manusia dari ujung rambut/kepala sampai ujung kaki. Pada zama pra sejarah manusia belum mengenal busana/pakaian seperti sekarang, dahulu manusia mengenakan kulit binatang, tumbuh-tumbuhan untuk menutupi tubuh mereka.

Sebelum mengenal tenunan manusia zaman dahulu mengenakan pakaian hanya di bagian-bagian tertentu saja , seperti pada bagian dada atau lingkar pinggang dan bagian panggul hingga menutupi kemaluan. Bahan yang digunakan untuk membuat pakaianpun berasal dari lingkungan sekitar baik berupa kulit binatang , kulit batang maupun daun.

Kemajuan bentuk busana mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dari penggunaan kulit kayu, kulit binatang maupun tumbuh-tumbuhan , manusia akhirnya menemukan tekhnologi pembuatan kain , yang pada awalnya masih sangat sederhana yaitu dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) adalah alat untuk melakukan penenunan yang di gerakan oleh manusia. ATBM dapat dipergunakan sambil duduk (biasanya pada industri tekstil kecil dan tradisional). Namun pada industri tekstil besar alat ini tidak mungkin digunakan .

Dalam perkembangan busana , dari bentuk maupun cara penggunaannya digolongkan menjadi bentuk dasar busana yaitu celemek panggul , ponco , tunika, kaftan , kutang , pakaian bungkus .

1. Celemek Panggul 


Celemek panggul adalah bentuk pakaian yang sangat sederhana yang dibuat dari sehelai kain panjang yang dililitkan satu atau beberapa kali pada tubuh bagian bawah dari pinggang sampai panjang yang diinginkan. Pakaian ini biasanya disebut dengan pakaian bungkus. Dalam perkembanganya pakaian ini dikenal dengan sebutan kain panjang atau sarung.

2. Ponco


Ponco adalah model pakaian yang dibuat sat lembar dan hanya punya satu lubang ditengahnya agar kepala bisa masuk dan sisi baju tidak di jahit.

3. Tunika


Tunika merupakan pengembangan bentuk dasar ponco . Dibuat dari kain segiempat, berukuran dua kali panjang antara bahu sampai mata kaki atau sampai batas panggul. Kain dilipat dua menurut panjangnya , dengan lipatan disebelah atas. Pada pertengahan dibuat lubang leher dengan belahan pendek pada bagian tengah muka. Sisi-sisinya dijahit dari bawah hingga +25cm sebelum lipatan. Bagian yang tidak dijahit dipakai untuk memasukan lengan.

4. Kaftan


 Kaftan merupakan perkembangan bentuk dasar tunika. karena dibuat dari kain yang berbentuk segi empat.Bagian tengah muka dibuat belahan sampai bawah, hingga cara mengenakannya tidak perlu melalui kepala. Bentuk dasar busana ini di Indonesia dikenal dengan nama baju kebaya.

5. Kutang 

Kutang berarti tidak memiliki belahan. Kutang adalah perkembangan dari busana bungkus yang sisinya disatukan. Contoh busana ini adalah kaos yang sering kita gunakan. Setiap busana bagian atas yang tidak memiliki belahan, bentuk dasarnya adalah kutang.

6. Busana Bungkus 

Bentuk pakaian bungkus merupakan pakaian yang berbentuk segi empat panjang yang dipakai dengan cara dililitkan atau dibungkus ke badan mulai dari dada, atau dari pinggang sampai panjang yang diinginkan seperti celemek panggul. Pakaian bungkus ini tidak dijahit, walaupun pada saat pakaian bungkus ini muncul jarum jahit sudah ada. Pemakaian pakaian bungkus ini dengan cara dililitkan ke tubuh seperti yang ada di India yang dinamakan sari, toga dan palla di Roma, chiton dan peplos di zaman Yunani kuno, kain panjang dan selendang di Indonesia.

7. Celana

Celana muncul untuk melengkapi Kaftan. Celana berfungsi menututupi bagian tubuh bagian bawah. Awalnya celana terdiri dari kain berbentuk sarung atau rok yang kemudian dibentuk menjadi celana dengan cara menarik bagian tengahnya, hingga terciptalah berbagai model celana hingga sekaran


0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com